Sabtu, 09 Oktober 2010

Karya Ilmiah

Membangun kehidupan beragama yang harmonis dalam keberagaman kehidupan di Indonesia

BAB I
P E N D A H U L U A N

A.      Latar belakang
            Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama di Indonesia akan dihadapkan pada serangkaian tantangan baru yang tidak jauh berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya, yaitu adanya perbedaan agama.  Perbedaan agama adalah satu kenyataan yang ada dalam kehidupan, karena itu toleransi sangat berperan dan dibutuhkan  untuk mencapai kedamaian dan harmonisasi kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
            Kedamaian merupakan suatu hal yang sangat fundamental dalam kehidupan ummat manusia, karena dengan kedamaian itu akan terlahir hubungan  antar sesama manusia yang sehat dan harmonis. Dalam suasana yang aman dan damai, manusia akan hidup dengan penuh ketenangan dan kegembiraan serta akan dapat melaksanakan segala kewajiban-kewajibannya.
Kedamaian merupakan hak mutlak setiap individu sesuai dengan identitasnya sebagai makhluk yang mengemban tugas sebagai pembawa amanah Tuhan dalam rangka memakmurkan dunia ini.
Untuk membangun keharmonisan pergaulan ditengah-tengah kehidupan sosial masyarakat yang majemuk sebagaimana di Indonesia, maka sikap solidaritas sangatlah diperlukan.
            Islam memandang solidaritas sosial adalah bukti keimanan seseorang. Keimanan , menurut hadits Nabi SAW , bukan hanya sekedar keyakinan dan perkataan belaka , melainkan sesuatu yang mengakar kuat di dalam hati , lalu harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Salah satu pembuktian iman yang terpenting adalah perbuatan yang menunjukan solidaritas sosial. Nabi Saw bersabda :
“Nabi saw telah bersabda : Tidak sempurna iman seseorang itu , sebelum dia mengasihi saudaranya , sebagaimana dia mengasihi dirinya sendiri “(H.R Bukhari , Muslim , Tirmidzi , Ibnu Majah , Nasa’i dan Ahmad)”.



1
            Hadits diatas secara jelas menyatakan bahwa keimanan seseorang layak dipertanyakan jika dia belum bersikap baik , solider dan membantu saudaranya sebagaimana dia berlaku baik dan mematuhi kebutuhan dirinya sendiri.  Begitu banyak dalil-dalil agama yang menunjukan bahwa solidaritas sosial adalah merupakan pembuktian dari iman. Jika solidaritas sosial tersebut diabaikan bahkan ditinggalkan , maka akan mengurangi kesempurnaan dari keimanan seseorang.
            Pengaruh dan manfaat Iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tenteram, damai dan sejahtera.1

B.       Permasalahan
            Disharmonisasi kerukunan ummat beragama khususnya di Indonesia sebagian besar banyak dipicu oleh faktor eksternal agama seperti adanya ketimpangan sosial dan ekonomi. Selain itu pemahaman agama yang tidak tepat pada masing-masing pemeluk agama tidak hanya menimbulkan masalah, tetapi dapat juga menjadi pemicu disharmonisasi kerukunan umat beragama. Apalagi pada setiap agama juga terdapat gerakan liberalisasi dan radikalisasi.
             Kebebasan dan toleransi merupakan dua hal yang seringkali dipertentangkan dalam kehidupan manusia, karena dalam pelaksanaannya kebebasan beragama seseorang mau tidak mau akan menyentuh kenyamanan orang lain. Akibatnya pelaksanaan kebebasan itu dapat menghambat jalannya kerukunan dan keharmonisan kerukunan antar ummat beragama. Kebebasan beragama dianggap sebagai sesuatu yang menghambat kerukunan tanpa adanya toleransi antar sesama.


 

                             1 Departemen Agama RI, 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam. Hal.163.
2
            Beberapa fakta disharmonisasi antar ummat beragama yang dapat dirasakan beberapa tahun belakangan ini di Indonesia adalah lahirnya konflik bernuansa Sara’ seperti kasus Maluku, poso, diskriminasi pada kelompok Ahmadiyah di Bogor jawa barat, penolakan pendirian gereja HKBP di Tangerang dan lain-lain.
            Adapun permasalahan yang timbul akibat majemuknya kehidupan beragama di Indonesia dalam hal membangun kehidupan beragama yang harmonis, antara lain :
1.      Rendahnya sikap toleransi
2.      Sikap fanatisme
3.      Kepentingan Politik

C.       Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan Penulisan karya Ilmiah ini adalah :
1.      Untuk mengikuti Lomba Penulisan Karya Ilmiah yang diselenggarakan dalam rangka Wisuda IX dan Milad ke 26 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sampit tahun 1431 H/ 2010 M.
2.      Untuk menambah wawasan tentang pentingnya kerukunan antar ummat beragama dalam rangka membangun kehidupan beragama yang harmonis.
3.      Sebagai motivasi bagi penulis dan pembaca untuk berani berkarya dalam rangka merealisasikan ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu :
a.      Pendidikan dan Pengajaran
b.     Penelitian dan Pengembangan
c.      Pengabdian masyarakat.2





                             2 http://www.borneojach.blogspot.com
3
D.      Manfaat Penulisan
            Adapun manfaat penulisan dan penyusunan karya ilmiah ini, dapat penulis diskripsikan sebagai berikut :
a.       Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif ;
b.      Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber ;
c.       Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan ;
d.      Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis ;
e.       Memperoleh kepuasaan intelektual ;
f.       Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
                






















4
BAB II
P E M B A H A S A N

A.      Kerukunan antar ummat beragama
            Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di tengah masyarakat yang majemuk, perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk dapat hidup rukun dan berdampingan dalam nuansa persaudaraan dan persatuan.
            Islam adalah agama yang paling toleran terhadap pemeluk agama dan kepercayaan lain. Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam. Bahkan dalam sejarah belum pernah ada seseorang masuk Islam karena dipaksa, diancam atau diintimidasi. Sebab dalam pandangan Islam, setiap orang wajib dihormati kebebasanya dalam menentukan jalan hidupnya.
            Setiap orang harus diberi kesempatan dan jaminan untuk melaksanakan ibadah dan ajaran agama dalam hidupnya, kalau tidak, hal itu akan sangat mengguncangkan perasaan masyarakat.3
       Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Demikian juga sebaliknya, toleransi antar ummat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik.

B.       Hambatan – hambatan
1.      Rendahnya sikap Toleransi
           Rendahnya sikap toleransi dikalangan masyarakat diakibatkan karena pihak-pihak yang berbeda keyakinan/ agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain khusunya dalam keengganan mendiskusikan masalah-masalah keimanan masing-masing.
           


                             3 Zakiah Daradjat, Dr. 1977. “Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia”.  Jakarta : Bulan Bintang. Hal.75
5
          Masing-masing agama menhormati keyakinan agama lain, namun kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang hanya akan memuaskan masing-masing pihak. Sehingga muncullah sikap curiga diantara mereka yang berbeda agama, selanjutnya lahirlah apa  yang dinamakan konflik.
2.       Kepentingan politik.
     Salah satu kendala yang dihadapi dalam mencapai tujuan terbangunnya sebuah keharmonisan dalam kehidupan beragama khususnya di Indonesia adalah adanya kepentingan politik yang kental.
          Tanpa politik kita memang tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga agama sering ditunggangi dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan politik sesaat pada kelompok dan golongan tertentu.  Keharmonisan hidup beragama yang sudah lama dibina sedemikian rupa kadang hanya karena munculnya perselisihan Pilkada di suatu daerah, keharmonisan itu menjadi kacau balau, saling curiga, saling menghujat dan ujung-unjungnya lahirlah disharmonisasi kerukunan kehidupan sosial masyarakat.
3.      Sikap fanatisme sempit.
          Islam adalah agama yang universal artinya rahmatan lil alamin.  Umat Islam yang sangat menginginkan hidupnya mendapatkan ridha Allah SWT akan selalu berpegang dengan ajaran Islam, dimana hubungan secara vertikal kepada Allah senantiasa harus dibina, tetapi karena manusia mahluk sosial maka dia harus membina hidup bermasyarakat artinya berhubungan dengan tetangga secara baik tanpa memandang latar belakang kepercayaan dan agamanya.
Tumbuh dan berkembangnya pemahaman tentang keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai radikal dan fundamentalis, ditambah pemahaman keagamaan sempit yang hanya menekankan pada praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi kemajemukan masyarakat, maka akan melahirkan disharmonisasi kerukunan beragama.

6
Pluralisme agama merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari adanya, dan setiap agama muncul dalam sebuah masyarakat yang majemuk. Jika pluralisme agama tersebut tidak disikapi secara cermat dan tepat maka akan menimbulkan problem dan konflik antar umat beragama4.
          Pemahaman terhadap esensi ajaran agama mejadi relevan dan sangat bermakna untuk membangun dan menciptakan toleransi serta kerukunan ummat beragama yang mengacu pada ajaran yang bersifat kemanusiaan, kasih sayang, persaudaraan dan penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia.

C.       Membangun kehidupan beragama yang harmonis
            Solusi terhadap hambatan-hambatan yang timbul dalam rangka membangun kehidupan beragama yang harmonis, dapat penulis diskripsikan sebagai berikut :
1.         Memelihara nilai-nilai keagamaan
           Sebagai sebuah bangsa yang mengatakan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, sepatutnya memelihara nilai-nilai agama itu dalam berbagai dimensi kehidupan tanpa harus meninggalkan kesadaran akan perubahan sosial yang sedang berlangsung. Pemahaman keagamaan di masyarakat sepatutnya tidak hanya sampai pada tingkat ’’pengetahuan’’ saja, tetapi seharusnya telah menjadi bagian dari kehidupan dan tarik napas kehidupan masyarakat.
Memang tidak mudah untuk sampai pada tujuan itu. Berbagai onak duri siap untuk menarung langkah di depan. Namun, harus ada upaya untuk memenangi pertarungan itu. Untuk itu, tampaknya, dimulai dengan mengembangkan suatu etika yang akan menjadi teladan bagi kehidupan masyarakat. Dasar-dasar etika itu dapat dikembangkan dengan mengambil sifat-sifat utama Rasulullah saw. dalam mengembangkan ajaran Islam di tanah Makkah dan Madinah, sehingga dengan keteladananya menjadikan sebuah Negara yang mampu berdiri dengan terbentuknya masyarakat madani.

4         http://www.abdurrozaq.com/index. “Menjalin hubungan antar ummat beragama”.
7
2.      Memperkokoh silaturrahmi dan menerima perbedaan
                 Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antar ummat beragama serta menjaga hubungan yang baik antar sesama. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, dan perbedaan inilah yang kerap dijadikan alasan untuk bertentangan satu dengan lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama terjadinya konflik antar sesama manusia.
          Membangun hubungan yang harmonis antar penganut agama hanya bisa terjadi jika masing-masing pihak saling menghargai. Mengembangkan sikap toleransi beragama, berarti bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama dapat dijadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud kehidupan beragama yang harmonis dalam kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan.
3.         Membangun dialog antar pemeluk agama
          Dengan dibangunnya dialog antar pemeluk agama maka akan terjadi pertukaran gagasan, pemikiran, pemahaman, pengertian dan saling menghormati satu dengan lainnya yang pada gilirannya nanti akan terwujud kehidupan yang harmonis dan berdampingan dengan damai.
          Kesadaran dan pemahaman masing-masing umat beragama terhadap agama dan nilai-nilai universal yang dikandung dalam ajaran agama akan membawa konsekwensi positif bagi terciptanya suatu tatanan masyarakat yang terhiasi dengan kerukunan dan kedamaian. Hal ini lebih dikarenakan oleh kenyataan bahwa pada dasarnya semua agama mempunyai sejumlah tata nilai dan etika yang secara umum dapat diterima oleh semua kelompok keagamaan.



8
BAB III
P E N U T U P

A.      Kesimpulan
            Membangun kehidupan beragama yang harmonis hanya bisa terwujud jika masing-masing pihak saling menghargai satu dan lainnya . Mengembangkan sikap toleransi beragama sebagai perwujudannya, mempunyai arti bahwa setiap orang boleh menjalankan ajaran agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan.            Toleransi dalam beragama tidak berarti kita harus hidup dalam ajaran agama lain. Namun toleransi dalam beragama yang dimaksudkan disini adalah saling menghormati keberadaan agama lain. Demikian dalam bertoleransi tidaklah perlu berlebih-lebihan sehingga orang lain merasa terganggu karenanya. Toleransi sebaiknya dilakukan dengan sewajarnya, tidak menyinggung perasaan orang lain.
       Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat kami simpulkan berbagai macam bahasan mengenai kerukunan antar umat beragama, yaitu : Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat beragama di Indonesia ada beberapa sebab, antara lain;
1.      Rendahnya Sikap Toleransi
2.      Kepentingan Politik dan ;
3.      SikapFanatisme
            Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah dengan melakukan Dialog Antar Pemeluk Agama.

B.       Saran – saran
          Hendaknya kegiatan Lomba Penulisan Karya Ilmiah ini dapat dijadikan agenda tetap Sekolah Tinggi Keguruan dan ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sampit pada Milad-milad berikutnya, karena kegiatan tersebut mempunyai nilai positif dalam rangka memacu kepekaan ilmiah mahasiswa menghadapi persaingan kedepan yang semakin berat.


9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.abdurrozaq.com/index. Menjalin hubungan antar ummat beragama.
H. Abu Ahmadi, Drs. 1985. Psikologi Sosial. Surabaya : PT. Bina Ilmu.
Departemen Agama RI, Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam. 2002. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi.cetakan ketiga.  Jakarta
M. Din Syamsuddin, DR. 2002. Cetakan kedua. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta : Logos.
H. Jalaluddin, Prof, Dr. 2007. Edisi 10. Psikologi Agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
M. Margono Poespo Suwarno, Drs. 2005. Gerakan Islam Muhammadiyah. Cetakan kelima. Yogyakarta : Persatuan Baru.
Zakiah Daradjat, Dr. 1968. Membina nilai-nilai Moral di Indonesia. Jakarta : Bulan Bintang.
             






















DAFTAR ISI


                                                                                                                 Halaman
Halaman Judul ………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
Daftar Isi …………………………………………………………………..........
BAB  I      PENDAHULUAN ………………………………………………….
A.    Latar Belakang ………………………………………………….
B.     Permasalahan ……………………………………………………
C.     Tujuan Penulisan ……………………………………………….
D.    Manfaat Penulisan ………………………………………………
BAB  II     PEMBAHASAN …………………………………………………...
A.    Kerukunan Antar ummat beragama …………………………….
B.     Hambatan-hambatan ……………………………………………
1.      Rendahnya sikap toleransi …………………………………..
2.      Kepentingan Politik …………………………………………
3.      Sikap fanatisme sempit ……………………………………..
C.     Membangun kehidupan beragama yang harmonis ……………..
1.      Memelihara nilai-nilai keagamaan ………………………….
2.      Memperkokoh silaturrahmi dan menerima perbedaan ……..
3.      Membangun dialog antar pemeluk agama ………………….
BAB  III   P E N U T U P ……………………………………………………....
A.    Kesimpulan ……………………………………………………..
B.     Saran – saran ……………………………………………………
Daftar Pustaka
i
ii
iii
1
1
2
3
4
5
5
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
9






iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

              Segala puji bagi Allah Swt  atas segala karunia dan hidayah-Nya, yang telah meringankan beban penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah yang sangat sederhana ini untuk diikutsertakan dalam Lomba Penulisan Karya Ilmiah menyongsong Wisuda IX dan Milad ke 26 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sampit tahun 1431 H/ 2010 M.
              Terimakasih kami haturkan kepada Para Dosen STKIP Muhammadiyah Sampit yang selalu memberikan motivasi kepada Penulis untuk berani berbuat dan berkarya walaupun dalam himpitan miskinnya wawasan dan literatur. Penulis mempunyai keyakinan “ jika kita tidak pernah berbuat, maka kita tidak akan pernah bisa “. Keyakinan inilah yang menuntun penulis untuk merampungkan karya ini dengan seluruh jiwa dan raga.
              Penulis sadar bahwa karya ini jauh dari sempurna dan mungkin karya inipun belum memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah karya Ilmiah. Untuk itu, kritik dan saran dari seluruh Civitas Akademika STKIP Muhammadiyah Sampit sangatlah penulis harapkan demi perbaikan pada masa berikutnya.
              Akhirnya, semoga karya yang sangat sederhana ini dapat menjawab seluruh pertanyaan diri tentang arti pentingnya sebuah karya untuk mencapai cita, demikian sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

                                                                                    Sampit,     Oktober 2010
                                                                                               P e n u l i s


                                                                                        ETTY SILVIANNI
                                                                                              NPM. 0900961





ii

KARYA TULIS





MEMBANGUN KEHIDUPAN BERAGAMA YANG HARMONIS
DITENGAH KEBERAGAMAN KEHIDUPAN
DI INDONESIA












Karya tulis :
Dibuat untuk mengikuti
Lomba Karya Ilmiah menyongsong
Wisuda IX dan Milad ke 26 STKIP Muhammadiyah Sampit








Dibuat oleh :
ETTY SILVIANNI
NPM. 0900961






SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHAMMADIYAH SAMPIT
TAHUN 2010

i
KARYA TULIS





MEMBANGUN KEHIDUPAN BERAGAMA YANG HARMONIS
DITENGAH KEBERAGAMAN KEHIDUPAN
DI INDONESIA













Karya tulis :
Dibuat untuk mengikuti
Lomba Karya Ilmiah menyongsong
Wisuda IX dan Milad ke 26 STKIP Muhammadiyah Sampit








Dibuat oleh :
ETTY SILVIANNI
NPM. 0900961








SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHAMMADIYAH SAMPIT
TAHUN 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar